Tuesday, August 25, 2015

Barang Lama Disimpan di Pelabuhan, Pelindo Untung Rp 1 Triliun

Rimanews -  PT Pelindo II sebagai operator di Pelabuhan Tanjung Priok meraup untung hingga Rp1 triliun dari lamanya barang yang disimpan lama di pelabuhan tersebut. Para importir suka menyimpang barangnya di pelabuhan lebih lama karena tarifnya murah.

Sponsored
Vote Levina Faby Untuk Miss Earth Indonesia 2015

"Hitung-hitungan dari tim kami, Pelindo dapat Rp1 triliun itu kalau lama (barang disimpan di pelabuhan)," kata Menko Perekonomian Rizal Ramli dalam jumpa pers seusai rapat koordinasi tentang "dwelling time" di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengatakan banyak pengimpor yang lebih suka menyimpan barangnya di pelabuhan. Ini dikarenakan tarif denda penyimpanan kontainer yang telah melewati masa simpan di Pelabuhan Tanjung Priok terlampau murah yakni hanya Rp27.500 per hari per kontainer seukuran 20 kaki.

Oleh karena itu, pemerintah berniat untuk menaikkan tarif denda bagi kontainer yang telah melewati masa simpan di pelabuhan tersebut.

"Pelindo memang senang juga kalau kontainernya tetap di situ karena bayar. Jadi kita akan ubah sistem biayanya, kita naikkan biayanya. 'Pricing policy' digunakan untuk ubah perilaku pengimpor yang taruh barang selama mungkin di situ ketimbang bawa barang keluar," katanya.

Menurut dia, dengan menaikkan tarif denda bagi kontainer yang telah melewati masa simpan di pelabuhan, diharapkan pengimpor bisa segera mengeluarkan barangnya dari pelabuhan sehingga "dwelling time" atau waktu bongkar muat barang bisa dipangkas.

Rizal menambahkan, Pelindo juga meraup untung dari tidak adanya jalur kereta barang ke lokasi "loading" dan "unloading" di pelabuhan. Padahal, jalur kereta barang akan mempercepat arus keluar masuk barang di pelabuhan.

"Dari dulu Pelindo dan KAI berantem karena Pelindo tidak mau ada jalur kereta ke lokasi 'loading-unloading', karena bisnis Pelindo bisa berkurang. Kami mau tegas kali ini, tidak ada lagi penolakan, kalau ada penolakan kita 'kepret'," katanya.

Rizal menilai jalur kereta barang ke lokasi "loading-unloading" sudah mendesak lantaran bisa memangkas kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Ini memang rugikan pendapatan di satu sisi tapi tidak bagus antre berhari-hari," katanya.

Source:

http://ift.tt/1KhhO1P



The Late News from http://ift.tt/1gYZQAR